CURCUMA ZEDOARIA DIPRODUKSI OLEH KPPT MEKARSARI

CURCUMA ZEDOARIA DIPRODUKSI OLEH KPPT MEKARSARI dan merupakan salah satu perusahaan yang sudah terekomendasi dan sudah dikunjungi oleh Mantan Presiden RI yaitu Bapak BJ Habibie dan Bapak Hamengkubuwono

Senin, 28 April 2014

Kanker Serviks, cara deteksi dini dan Cara Pencegahanya


Kanker Serviks dan Cara Pencegahanya


Apa itu kanker serviks? 

Kanker serviks atau kanker mulut rahim adalah kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Kanker serviks adalah jenis kanker yang paling sering dijumpai pada wanita setelah kanker payudara dan dapat menyebabkan kematian. Angka kejadiannya sekitar 74% dibandingkan kanker ginekologi lainnya. Data WHO tahun 2003 menyebutkan bahwa sekitar 500.000 wanita setiap tahunnya didiagnosa menderita kanker serviks, dan hampir 60% diantaranya meninggal dunia. Di Indonesia diperkirakan terjadi sekitar 40 kasus baru per harinya dan 50% diantaranya meninggal karena penyakit tersebut. Secara epidemiologi, kanker serviks cenderung timbul pada kelompok usia 33-55 tahun, tetapi dapat juga timbul pada usia yang lebih muda.


Apa penyebab kanker serviks? 

Penyebab kanker serviks adalah virus HPV (human papilloma virus). Virus ini adalah sejenis virus yang menyerang manusia. Tipe virus ini banyak (lebih dari 100 tipe) dan sebagian besar tidak menimbulkan gejala yang terlihat dan akan hilang dengan sendirinya (self limiting). Infeksi HPV paling sering terjadi pada kelompok usia 18-28 tahun. 


Apa itu infeksi HPV dan bagaimana bisa menyebabkan kanker? 

Virus yang menginfeksi pada saat pertama kali tidak langsung muncul sebagai tumor/kanker. Infeksi pertama akan berkembang kearah kanker serviks tergantung dari jenis/tipe HPVnya, tipe resiko rendah atau resiko tinggi, yang akan menimbulkan kelainan lesi pra kanker. Lesi pada tipe resiko rendah (tipe 6 dan 11) hampir tidak beresiko menjadi kanker dan hanya menimbulkan kelainan yang disebut genital wart ( kutil pada kelamin). Pada infeksi HPV, lesi prakanker dapat regresi (sembuh sendiri karena system kekebalan tubuh alamiah), menetap atau progresif. Sebagian besar dapat regresi dalam waktu 1-2 tahun. Akan tetapi lesi yang menetap karena infeksi HPV resiko tinggi (tipe 16 dan 18) akan cenderung berkembang menjadi kanker (progresif) dalam waktu cepat ataupun lambat. Infeksi ini akan menyebabkan perubahan pada sel-sel serviks sehingga sel abnormal tumbuh lebih cepat tanpa terkontrol dan membentuk benjolan tumor. 


Apa faktor resikonya? 

Infeksi HPV dapat terjadi melalui penyebaran seksual oleh karena itu dapat menginfeksi semua orang. Wanita yang mulai berhubungan seksual pada usia muda (dibawah 20 tahun) dan sering berganti pasangan memiliki resiko tinggi untuk terkena infeksi HPV. Namun tidak berarti yang setia dengan satu pasangan tidak beresiko, karena semua wanita memiliki resiko yang sama. Pasangan yang terinfeksi HPV dapat menjadi sumber penularan. Faktor predisposisi atau factor yang mempengaruhi timbulnya kanker serviks lainnya adalah wanita perokok dan pengguna KB pil.


Bagaimana gejala-gejala? 

Kanker serviks pada stadium lesi pra kanker tidak menimbulkan gejala. Kelainan hanya dapat ditemui dengan pemeriksaan Pap Smear berupa ditemukannya sel-sel abnormal pada bagian serviks. Jika sudah berkembang menjadi kanker, akan ditemukan keluhan antara lain: - keputihan yang tidak sembuh-sembuh dan berbau - perdarahan pasca sanggama - perdarahan diluar atau diantara siklus haid - rasa sakit pada saat berhubungan seksual Jika dijumpai keluhan tersebut harus diwaspadai dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter. 


Bagaimana cara deteksi dini? 

Deteksi sel-sel yang tidak normal secara dini dapat dilakukan dengan pemeriksaan Pap Smear. Pemeriksaan Pap Smear adalah pemeriksaan terhadap cairan pada dinding serviks yang diambil melalui pemeriksaan dalam oleh dokter dan dilihat interpretasi melalui mikroskop. Prosedur pemeriksaan ini hanya memerlukan waktu tidak lebih dari 10 menit. Perlu diketahui untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, sebaiknya pemeriksaan ini dilakukan saat tidak haid (waktu 5-7 hari setelah selesai haid) dan tidak melakukan hubungan seksual 2 hari sebelumnya. Perlu diberikan juga informasi mengenai haid terakhir, jumlah anak, kontrasepsi yang digunakan dan adanya riwayat radiasi atau minum obat-obatan hormonal. Selain Pap Smear cara konvensional, saat ini untuk meningkatkan akurasi hasil pemeriksaan dikembangkan pemeriksaan Thin Prep (liquid based cervical cytology). Dengan prosedur yang sama dengan Pap Smear tetapi dengan hasil yang lebih memuaskan. Namun pemeriksaan ini sedikit lebih mahal dibandingkan Pap Smear biasa. 


Bagaimana interpretasi hasil Papsmear? 

Hasil Pap Smear dapat berupa serviks normal, serviks dengan tanda infeksi atau terdapat lesi prakanker berupa adanya sel-sel abnormal. 


Apa yg harus dilakukan jika hasil papsmear lesi prakanker? 

Jika hasil Pap Smear terdapat lesi prakanker (sel-sel abnormal), dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan tergantung dari derajat sel-sel abnormal yang ditemukan. Pemeriksaan lanjutan dapat berupa pemeriksaan ulang Pap Smear 3 bulan kemudian, pemeriksaan HPV DNA, atau pemeriksaan kolposkopi. Jika dari hasil pemeriksaan lanjutan ditemukan lesi abnormal maka dilakukan terapi/pengobatan sesuai derajat penyakitnya. Terapi dapat berupa cryotherapy, operasi laser (LEEP atau LLETZ), operasi pengangkatan leher rahim (konisasi) sampai kepada pengangkatan rahim total/histerektomi (pada stadium IA-B). Lesi prankanker atau kanker serviks yang dijumpai pada stadium dini dapat disembuhkan hampir 100%.



Bagaimana pencegahan agar tidak terkena kanker serviks? 

Dengan kemajuan teknologi, saat ini kanker serviks dapat dicegah dengan pemberian vaksin HPV yang membantu memberikan perlindungan terhadap beberapa tipe HPV. Terutama tipe yang menyebabkan masalah kanker serviks dan genital warts. Vaksinasi ini efektif untuk wanita pada masa usia reproduksi dimana secara seksual masih aktif. Sangat efektif diberikan pada wanita yang belum terpapar oleh infeksi HPV dan belum melakukan hubungan seksual. Dan pemeriksaan Pap Smear tetap dibutuhkan walaupun sudah dilakukannya vaksinasi. Vaksinasi diberikan sebanyak 3 kali dalam jangka waktu 6 bulan, yaitu vaksinasi I pada bulan pertama, vaksinasi II bulan ke-3 dan vaksinasi III pada bulan ke-6. Sebelum melakukan vaksinasi sebaiknya konsultasikan dulu kondisi kandungan anda kepada dokter dan lakukan pemeriksaan Papsmear (bagi yang sudah menikah atau berhubungan seksual).


Dan yang terakir, mengkonsumsi tumbuhan yg mengandung RIP (Ribozome inacting protektion) Zat rip dapat bekerja apabila dimasukkan dalam tubuh dengan cara mengajarkan sel-sel darah putih untuk meniru dan membuat secara alami zat rip tersebut. Sistim imun ini, dengan memanfaatkan zat sejenis protein toxis (rip) yang terdapat pada tanaman toga sejenis temu-temuan yang dikenal masyarakat dengan sebutan Temu Putih (Curcuma Zedoaria). Hanya saja tidak semua Temu Putih(Curcuma Zedoaria) tumbuh dengan kandungan RIP hal ini sangat dipengaruhi oleh suhu udara tempat dimana Temu Putih (Curcuma Zedoaria) tumbuh.
Berdasarkan hasil penelitian oleh PAU Pusat Antar Universitas di Fakultas Farmasi UGM tepatnya pada bulan Mei 1998 di pimpin oleh Prof Dr Swidiyo Pramono, ternyata RIP yang paling efektif dan paling berhasil di gunakan untuk Imunnoterapy yaitu RIP yang terdapat dalam tanaman TOGA Curcuma Zedoaria, disamping angka luruh kekebalanya bisa lebih lama proses pengolahannya praktis dan penggunaannya tidak menjemukan. 
Fungsi/khasiyatnya antara lain :

a. Menonaktifkan perkembangan sel kanker.
B. Merontokkan sel kanker tanpa merusak jaringan sekitarnya.
C. Memblokir pertumbuhan sel kanker.

         
Curcuma zedoaria mempunyai kandungan rip yg tinggi,  hanya cukup dikonsumsi 3 bulan untuk bentuk imun dlm tubuh. Setelah dikonsumsi, secara alami zat rip tersebut sudah ada dalam tubuh, sehingga dapat mencegah pertumbuhan sel kanker selama 5-10 tahun bahkan lebih, tergantung kemajuan sel darah putih (dapat meniru dan membuat secara alami zat tersebut) yang ada dalam diri setiap orang berbeda-beda. Dari hasil penelitian chan minyi dkk dalam bukunya anti cancer medical herbs, ternyata curcuma zedoaria mempunyai efektifitas yang lebih tinggi untuk mengatasi kanker & tumor. Menurut hasil penelitian american institute cancer report ( new york time ) 1 juni 1999 dan juga oleh pakar fakultas farmasi ataupun pau bioteknologi serta ppot ugm yogyakarta dalam temu putih ini selain mengandung rip, juga mengandung :

- zat anti lipid peroksida untuk mengobati
darah tinggi, asam urat, jantung koroner, dan diabetes

- zat curcumin (anti inflamasi) untuk mengobati
radang hidung /polip, radang tenggorokan/amandel, asam lambung (maag), nyeri haid, keputihan dan ambeien.

Dan untuk sekarang ini sudah ada estrak temu putih yg sudah dalam kemasan 1 botol isi 90 kapsul Produksi kppt mekarsari Jakarta, yang di awasi BPOM dan sudah bersertifikat MUI.

Deskripsi produk curcuma zedoaria (temuputih);
bentuk sediaan :kapsul; kemasan : botol plastik, 90 kapsul @470 mg;
produsen : kppt mekar sari jakarta.
no. Izin edar : pom tr. 073 371 411
aturan pakai pencegahan : 1 kapsul sehari sesudah makan atau menjelanng tidur
pengobatan : 3x sehari 1 kapsul 
berminat hubungi :
MAHFUDZ ARIFIN ISL 
Telpon / SMS : 085232100715
  Whats App  : 085731222025
PIN 1: 5E4BE315 
PIN 2 : 5B34CCDF
Obat Herbal Curcuma Zedoaria

Obat Herbal Curcuma Zedoaria


Obat Herbal Curcuma Zedoaria ini kami pasarkan seharga
Rp. 100.000 Isi 90 Kapsul  yang biasanya dijual diatas Rp. 200.000.
Harga Sewaktu-waktu dapat berubah 
 ~SEGERA DAN SEGERA HUBUNGI KAMI ~
 
MAHFUDZ ARIFIN ISL 
Telpon / SMS : 085232100715
  Whats App  : 085731222025
PIN 1: 5E4BE315 
PIN 2 : 5B34CCDF
 
 
"Mari bersama kita wujudkan Indonesia bebas Kanker" 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar