CURCUMA ZEDOARIA DIPRODUKSI OLEH KPPT MEKARSARI

CURCUMA ZEDOARIA DIPRODUKSI OLEH KPPT MEKARSARI dan merupakan salah satu perusahaan yang sudah terekomendasi dan sudah dikunjungi oleh Mantan Presiden RI yaitu Bapak BJ Habibie dan Bapak Hamengkubuwono

Sabtu, 11 Juni 2011

temu putih (rimpang)



1. Nama tanaman
Di Indonesia disebut temu putih, temu kuning.
Nama daerah: koneng tegal (Sunda), temu pepet (jawa)
Sinonim : Curcuma paliida Lour (Heyne, 1987)
Nama asing: White Tumeric (Inggris), Kencur atau Ambhalad (India), dan cedoaria (Spanyol), Er-chu (China).

2. Klasifikasi Tanaman
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Curcuma
Jenis : Curcuma zedoaria (Berg.) Rosc. (Backer and Van den Brink, 1968).

3. Morfologi tanaman
Tumbuhan ini berupa terna tahunan, tinggi mencapai 2 m, tumbuh tidak berkelompok. Daun berbentuk lanset memanjang berwarna merah lembayung di sepanjang tulang tengahnya. Bunga keluar dari rimpang samping, menjulang ke atas membentuk bongkol bunga yang besar. Mahkota bunga berwarna putih, dengan tepi bergaris merah tipis atau kuning. Rimpang berwarna putih atau kuning muda, rasa sangat pahit (Windono dkk, 2002).

4. Habitat dan penyebaran
Curcuma zedoaria (Rosc),  Menurut Hong, Kim, Lee, tumbuhan ini berasal dari Himalaya, India, dan terutama tersebar di negara-negara Asia meliputi China, Vietnam, dan Jepang. Curcuma zedoaria (Rosc) tumbuh liar di Sumatra (Gunung Dempo), di hutan jati Jawa Timur, banyak dijumpai di Jawa Barat dan Jawa Tengah, di ketinggian sampai 1000 dpl (Windono dkk, 2002).

5. Kandungan kimia dan manfaat
Secara tradisioal digunakan sebaagi antimikroba dan antifungal (Witson et al., 2005). Shiobara et al. (1985) mengidentifikasi senyawa cyclopropanosesquiterpene, curcumenone dan 2  spirolactones, curcumanolide A dan curcumanolide B. Pada shoots muda dari C. zedoaria mengandung  (+)-germacrone-4,5-epoxide, sebuah intermediet kunci pada biogenesis a germacrone-type sesquiterpenoids. Di negara Brazil, di gunakan sebagai obat penurun panas. Aktivitas ini dikarenakan adanya senyawa yang bertanggung jawab yaitu curcumenol (Navvaro et al., 2002). Kandungan kimia rimpang Curcuma zedoaria Rosc terdiri dari : kurkuminoid (diarilheptanoid), minyak atsiri, polisakarida serta golongan lain. Diarilheptanoid yang telah diketahui meliputi : kurkumin, demetoksikurkumin, bisdemetoksikurkumin, dan 1,7 bis (4-hidroksifenil)-1,4,6-heptatrien-3-on (Windono dkk, 2002).
Minyak atsiri berupa cairan kental kuning emas mengandung : monoterpen dan sesquiterpen. Monoterpen terdiri dari : monoterpen hidrokarbon (alfa pinen, D-kamfen), monoterpen alkohol (D-borneol), monoterpen keton (D-kamfer), monoterpen oksida (sineol). Seskuiterpen pada Curcuma zedoaria terdiri dari berbagai golongan dan berdasarkan penggolongan yang dilakukan terdiri dari : golongan bisabolen, elema, germakran, eudesman, guaian dan golongan spironolakton. Kandungan lain meliputi : etil-p-metoksisinamat, 3,7-dimetillindan-5-asam karboksilat (Windono dkk, 2002).
Singh et al (2002) melaporkan kandungan minyak atsiri pada Curcuma zedoaria berupa 1,8 cineol (18.5%), cymene (18.42%), α-phellandrene (14.9%).
Golongan seskuiterpen yaitu β-Turmerone dan ar-turmeron yang diisolasi dari rhizoma Curcuma zedoaria menghambat produksi prostaglandin E2 terinduksi lipopolisakarida (LPS) pada kultur sel makrofag tikus RAW 264.7 dengan pola tergantung dosis (IC50 = 7.3 μM untuk β-turmerone; IC50 = 24.0 μM untuk ar-turmerone). Senyawa ini juga menunjukkan efek penghambatan produksi nitric oxide terinduksi LPS pada sistem sel (Hong et al., 2002).
Aktivitas antioksidan
Senyawa yang beraksi sebagai antioksidan kemungkinan adalah 5-isopropylidene-3,8-dimethyl-1(5H)-azulenone (Mau et al., 2003).

6. Penelitian antikanker
Pada pengobatan Cina, Curcuma zedoaria telah digunakan pada treatment kanker serviks.
Ekstrak air dari C. zedoaria menunjukkab aktivitas antimutagenik terhadap mutasi yang diinduksi benzo[α]pyrene pada Salmonella/microsomal system (Lee and Hin, 1988).
Polisakarida dan protein-terikat polisakarida C. zedoaria menunjukkan penghambatan pada sarcoma-180 dan Echrlich ascites tumor pada tikus, secara berurutan (Mon et al, 1985). Lebih lanjut, 2 derivat seskuiterpen (curcumol dan curdione) dari C. zedoaria menujukkan sitotoksik terhadap sarcoma-37, Echrlich ascites tumor, dan cervical carcinoma-U14 pada tikus.
Fraksi polisakarida, CZ-1-III menurunkan ukuran tumor pada tikus dan mencegah mutasi kromosomal (Kim et al., 2000).
Ekstrak etanol rimpang Curcuma zedoaria menunjukkan aktivitas menghambat sel-sel OVCAR-3 (Cell-line kanker ovarium manusia). Isolasi yang dipantau dengan bioaktivitas hambatan terhadap sel OVSCAR-3 menghasilkan senyawa aktif demetoksi kurkumin (Syu et al., 1998).
Ekstrak etanol 70% turmeric memperlihatkan penghambatan pada sel normal dan bersifat sitotoksis pada sel lymphoma pada konsentrasi 0,4 mg/ml. Ekstrak etanol turmeric juga menunjukkan penghambatan fase mitosis pada sel mamalia secara in vitro dengan menghambat pembentukan kromosom (Mills and Bone, 2000).

 Diera zaman modern seperti sekarang ini banyak sekali nama penyakit-penyakit aneh yang muncul kepermukaan, tak pelak lagi hal ini dapat disebabkan dari konsumsi makanan yang tak terkontrol dari jumlah maupun efek buruk dari makanan tersebut. Sebagai contoh fast food, makanan tersebut adalah makanan cepat saji yang syarat dengan pengawet (formalin, borax dll) dan tak dapat dipungkiri hal ini adalah salah satu pemicu terlahirnya penyakit-penyakit aneh sebagaimana penyataan diatas

Penyakit-penyakit yang mengerikan dan mematikan tersebut dapat kita ambil contoh seperti kanker, jantung koroner, asam urat, hipertensi, diabetes dll.

Melihat hal diatas mengenai dampak penyakit yang semakin besar dan tak mudah untuk menemukan solusi pencegahan dan pengobatannya, maka kami disini ingin memperkenalkan produk kami “Curcuma Zedoaria” (Temu Putih) sebagai solusi atas permasalahan-permasalahan tersebut yang mana tujuan kami dengan adanya produk ini penyakit-penyakit seperti kanker, jantung koroner dll Insya Alloh dapat dicegah dan diobati dengan segera.

Sekilas Tentang Curcuma Zedoaria



Temu Putih (Curcuma Zedoaria ) merupakan tanaman obat yang sudah dikenal dan ternyata sangat bermanfaat sebagai makanan/suplemen pendamping pada pengobatan kanker atau tumor.






Bagaimana cara kerja Temu Putih

Komponen utama Rimpang Temu Putih adalah Zedoarin, kurdiaona dan kurkumol. Zat-zat tersebut ternyata bersifat anti neoplastik, (merusak pembentukan ribosoma pada sel-sel dan jaringan liar) dengan cara meningkatkan pembentukan jaringan fibroblas di sekeliling jaringan tumor/kanker, lalu membentuk lapisan limposit dalam sel-sel/jaringan tumor/kamnker dan membungkusnya, sehingga sel-sel/jaringan-jaringan            tersebut tidak dapat berkembang, dan memudahkan untuk mengobati penyakit tersebut.



1.) Aktivitas farmakologi

Aktivitas hepatoprotektor dari suatu senyawa secara eksperimental pada hewan percobaan, dapat dilakukan dengan cara membandingkan aktivitas metabolisme hepar yang dirusak oleh senyawa-senyawa hepatotoksik, misalnya CCl4, faloidin, alfa amanitin dan D-galaktosamin dengan hepar yang telah dilindungi oleh zat hepatoprotektor. Fungsi hepar dapat diketahui melalui aktivitas SGOT, SGPT, perpanjangan waktu tidur heksobarbital, ekskresi urin p-oksifenil asam piruvat dan sebagainya. Ekstrak metanol rimpang temu putih Curcuma zedoaria Rosc. menunjukkan perpanjangan waktu tidur heksobarbital pada mencit, dan zat aktif yang menunjukkan efek tersebut adalah sesquiterpen : germakron, kurzerenon dan germakron epoksida (Windono dkk, 2002).

2.) Aktivitas antimikroba

Ekstrak etanol Curcuma zedoaria g/cakram kertas) mampu menghambat pertumbuhan Micrococus luteus,(5 Enterococci faecalis ATCC 29213, tetapi tidak menghambat pertumbuhan Eschericia coli ATCC 2922 dan ATCC 35213. minyak atsiri rimoang Curcuma zedoaria Rosc. menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap Staphilococcus aureus, Vibrio comma dan Escherichia coli. Ekstrak etanol rimpang kering Curcuma zedoaria menunjukkan efek antifungi, dengan senyawa aktifetil-p-metoksisinamat (EPMS) (Windono dkk, 2002).

3.) Aktivitas antiradang

Kurkumin yang terkandung dalam rimpang temu putih terbukti memiliki efek antiradang. Aktifitas antiradang kurkumin pertama kali dilaporkan oleh Grieve pada tahun 1971. pada percobaan tersebut dilaporkan bahwa kurkumin sangat aktif dalam menghambat peradangan baik secara akut maupun kronis pada model hewan percobaan. Pada percobaan akut, kurkumin memiliki potensi yang hampir sama dengan fenilbutason dan kortison. Sedangkan pada percobaan kronis kurkumin hanya menunjukkan setengah potensi fenilbutason (Grieve, 1971).

4.) Aktivitas antikanker

Ekstrak etanol rimpang Curcuma zedoaria menunjukkan aktivitas menghambat sel-sel OVCAR-3 ( Cell-line kanker ovarium manusia). Isolasi yang dipantau dengan bioaktivitas hambatan terhadap sel OVSCAR-3 menghasilkan senyawa aktif demetoksi kurkumin (Windono dkk, 2002).
Ekstrak etanol 70% turmeric memperlihatkan penghambatan pada sel normal dan bersifat sitotoksis pada sel lymphoma pada konsentrasi 0,4 mg/ml. Ekstrak etanol turmeric juga menunjukkan penghambatan fase mitosis pada sel mamalia secara in vitro dengan menghambat pembentukan kromosom (Mills and Bone, 2000).

5.) Aktivitas insektisida

Ekstrak diklormetan rimpang Curcuma zedoaria menunjukkan aktivitas insektisida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti, larva Plutella xylostella dan Callosobruchus maculatus dewasa. Fraksinasi dipandu aktivitas, menunjukkan bahwa zat aktif insektisida terhadap larva A. aegypti adalah furanodien (LC50 = 0,56 g/ml) (Windono dkk, 2002).

6.) Aktivitas antioksidan

Kurkumin yang terkandung dalam rimpang temu putih diindikasikan juga sebagai antioksidan. Kereaktifan antioksidan kurkumin pertama kali dilaporkan oleh Sharma pada tahun 1972 melalui uji in vitro maupun in vivo, membuktikan kemampuan kurkumin dalam menghambat lipid peroksidase (LPO) tanpa dan dengan karagenin. Selanjutnya kurkumin menunjukkan pula aktivitas yang baik sebagai penangkap superoksid, lebih dibanding aktivitas analognya demetoksikurkumin. Hal ini menunjukkan pula bahwa gugus fenolik memberi sumbangan yang nyata sebagai penangkap superoksid, dan keberadaan gugus metoksi pada posisi ortho terhadap gugus fenolik akan menaikkan aktivitas penangkap radikal superoksid (Kunchandy and Rao, 1990 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar